ArtikelKarya Pelajar

Pentingnya Taman Baca untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar sebagai Interpretasi Materi dalam Kitab Ta’limul Muta’allim

Kegiatan pembelajaran tidak selalu berjalan mulus dan lancar seperti yang diharapkan oleh semua guru. Sering kali siswa merasa jenuh, lelah, bahkan bosan ketika harus berhadapan dengan materi pelajaran yang padat dan berulang. Dalam kondisi demikian, diperlukan sarana penunjang yang dapat menjadi ruang refreshing tanpa menghilangkan nuansa edukatif. Salah satu tempat yang masih dalam lingkungan edukatif adalah perpustakaan. Keberadaan perpustakaan memiliki peran penting dalam pendidikan seperti yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia pasal 43 tahun 2007 pasal 1 yang menyatakan bahwa perpustakaan adalah lembaga pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pengguna.

Perpustakaan tidak hanya untuk menunjang pengetahuan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas, tetapi sebagai ruang refreshing siswa dengan membaca buku yang tidak berkaitan dengan pembelajaran seperti komik, novel, ensiklopedia sains, dll. Terkadang hal yang membuat siswa malas ke perpustakaan, karena letak perpustakaan yang lumayan jauh dari kelasnya. Seperti keadaan di MTs Alif Laam Miim Surabaya yang memiliki 6 kelas yaitu 3 kelas tilmidz (A) dan 3 kelas tilmidzah (B) dengan gedung yang berbeda-beda, karena harus ada batasan pertemuan antara tilmidz dan tilmidzah. Sedangkan perpustakannya berada di gedung 2 dekat kelas 8B sehingga yang lainnya merasa jauh ke perpustakaan. Salah satu inovasi yang dilakukan kepala sekolah MTs Alif Laam Miim Surabaya, Ustadzah Yuliani yaitu menghadirkan taman baca di setiap gedung yang berada tepat di depan kelas masing-masing. Upaya ini dilakukan supaya siswa lebih mudah membaca buku yang diinginkan selain mata pelajaran untuk mengurangi kejenuhan belajar selama pembelajaran di kelas.

Taman baca ini tidak hanya sekadar tempat menyimpan buku, tetapi menjadi ruang alternatif bagi siswa untuk mengurangi kejenuhan belajar dengan cara yang bermanfaat. Dengan keberadaan taman baca, siswa tidak lagi hanya berdiam atau mencari hiburan yang kurang mendidik ketika penat, tetapi justru mendapatkan kesempatan memperluas wawasan melalui bacaan. Komik menjadi buku pilihan yang sering dibaca siswa MTs Alif Laam Miim Surabaya, karena ada gambar yang membuat siswa tidak bosan dalam membaca komik tersebut.

Inovasi adanya taman baca yang dirasa dapat mengurangi kejenuhan belajar ini menjadi hasil interpretasi materi dalam kitab ta’limul muta’allim pada فَصْلٌ ٨ : فِىْ وَقْتِ التَّحْصِيْلِ (fasal 8 :masa belajar). Kitab ta’limul muta’allim menjadi salah satu kitab yang dipelajari oleh santriwan santriwati Pondok Pesantren Alif Laam Miim. Dalam fasal masa belajar dijelaskan bahwa:

وَيَنبَغِي أَنْ يَسْتَغْرِقَ جَمِيْعَ أَوْقَاتِهِ، فَإِذَا مَلَّ عَنْ عِلْمٍ يَشتَغِلُ بِعِلْمٍ آخَرَ وَكَانَ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ إِذَا مَلَّ مِنَ الكَلاَمِ يَقُوْلُ: هَاتُوْا دِيْوَانَ الشُّعَرَاءِ.

Sebaiknya bagi seorang pelajar menggunakan seluruh waktu yang ada untuk belajar, dan bila telah merasa bosan terhadap ilmu yang sedang dihadapi supaya berganti kepada ilmu lain. Apabila Ibnu Abbas telah bosan mempelajari Ilmu Kalam, maka beliau berkata: “Ambillah itu dia kitab para pujangga penyair”

Selain sebagai ruang refreshing, taman baca juga berfungsi untuk menumbuhkan budaya literasi di kalangan siswa. Budaya literasi ini menjadi bekal penting untuk menghadapi tantangan zaman. Dengan membaca, siswa tidak hanya mendapatkan hiburan, tetapi juga mengurangi kejenuhan serta diharapkan dapat membangun kecerdasan emosional, daya imajinasi, serta memperkaya kosakata yang dapat menunjang pelajaran lainnya. Kebiasaan membaca ini akan semakin mengakar kuat apabila didukung oleh fasilitas yang mudah dijumpai oleh siswa seperti taman baca yang ada di depan kelas.

Pesan dalam fasal 8 bahwa ketika bosan dengan suatu ilmu hendaknya beralih kepada ilmu lain, diterjemahkan secara sederhana melalui penyediaan bacaan beragam di taman baca seperti seperti komik, novel, ensiklopedia sains, dll. Dengan demikian, siswa tetap berada dalam lingkungan keilmuan, meskipun sedang mencari “istirahat” dari materi pelajaran di kelas. Hal ini menunjukkan bahwa istirahat bukan berarti berhenti belajar, melainkan mengubah cara belajar agar semangat kembali tumbuh.

Oleh karena itu, keberadaan taman baca di depan kelas MTs Alif Laam Miim Surabaya layak menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lain. Inovasi sederhana ini memiliki dampak besar untuk menghidupkan semangat belajar, mengurangi kejenuhan belajar sebagaimana pesan Ta’limul Muta’allim, serta membentuk siswa agar terbiasa memanfaatkan waktu secara produktif. Sebuah langkah kecil yang menghasilkan perubahan besar dalam membangun budaya literasi dan etika belajar siswa.

Penulis : Ahmad Faisal Zam Ani (Guru MTs Alif Laam Miim Surabaya)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *