Gus Dur Jember Gelar Nobar dan Diskusi Film “The Journey: Angklung Goes to Europe”
Gus Dur Jember Gelar Nobar dan Diskusi Film “The Journey: Angklung Goes to Europe”
Jember – Dalam semangat memperkuat nilai-nilai kebudayaan dan inklusivitas, Gus Dur Corner Jember menggelar acara nonton bareng (nobar) dan diskusi film bertajuk The Journey: Angklung Goes to Europe, pada Rabu, 28 Mei 2025. Kegiatan ini berlangsung di Aula Perpustakaan UIN KHAS Jember mulai pukul 13.00 hingga 16.30 WIB.
Acara yang diselenggarakan atas kolaborasi lebih dari 30 komunitas, organisasi mahasiswa, dan lembaga masyarakat ini bukan sekadar pemutaran film biasa. Sebelum pemutaran film utama, kegiatan diawali dengan penayangan film pendek berdurasi 13 menit berjudul Cripping Climate Adaptation: Disability Justice and Climate Change.
Film ini mengangkat isu keadilan disabilitas dalam konteks adaptasi perubahan iklim, mencerminkan komitmen acara terhadap keberagaman dan kesetaraan.
Film utama, The Journey: Angklung Goes to Europe, menceritakan kisah perjalanan budaya alat musik tradisional Indonesia, angklung, ke benua Eropa.
Kisah ini menggambarkan upaya pelestarian budaya lokal dalam ranah global serta bagaimana musik tradisional bisa menjadi sarana diplomasi budaya dan perekat perdamaian antarbangsa.
Film ini juga menjadi refleksi penting akan identitas budaya Indonesia di mata dunia.
Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya organisasi yang terlibat dalam penyelenggaraan, seperti Gus Dur Corner UIN KHAS Jember, GUSDURian Jember, Green Ambassador Jember, serta sejumlah organisasi kepemudaan seperti IPNU-IPPNU, PMII, GMNI, dan berbagai lembaga pesantren di wilayah Jember dan sekitarnya.
Tak ketinggalan, berbagai komunitas literasi dan pendidikan seperti Rumah Baca Kiai Jabbar, Rumah Pintar Silo, serta perpustakaan UIN KHAS Jember juga turut ambil bagian dalam mensukseskan acara ini.
Kegiatan ini dirancang tidak hanya sebagai tontonan, melainkan juga sebagai wadah refleksi, diskusi, dan penguatan peran generasi muda dalam menjaga dan mengenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional.
Selain itu, diskusi yang menyertainya juga diharapkan mampu mendorong pemahaman lintas sektor antara isu budaya, disabilitas, dan perubahan iklim.
Pendaftaran peserta dilakukan secara daring melalui pemindaian QR code yang tersedia pada poster resmi acara. Dengan semangat kolaborasi lintas komunitas dan semangat pelestarian budaya, acara ini menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi mahasiswa dan masyarakat Jember dalam memperkuat diplomasi budaya Indonesia sekaligus menyuarakan keadilan sosial dan lingkungan di era perubahan global.